TIMIKA – Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK) pengelola Dana Kemitraan PT Freeport Indonesia membentuk Kelompok Kerja (Pokja) Program Kampung Dataran Tinggi di wilayah perkotaan, Rabu (22/5/2024).
Ketua Tim Pengelola Program Kampung Dataran Tinggi (Highland) atau TP2K sekaligus Sekretaris YPMAK Johanna J. Saidui mengungkapkan, pada tahun 2024 ada tambahan 7 titik Pokja di wilayah kota.
Total keseluruhan kelompok kerja Program Kampung dataran tinggi di wilayah kota 14 pokja. Pembentukan pokja di kota untuk mengakomodir keinginan masyarakat Amungme yang berdomisili di wilayah perkotaan agar ikut merasakan manfaat dari Program Kampung YPMAK.
Untuk diketahui Program Kampung YPMAK wilayah dataran tinggi, pada saat diluncurkan diperuntukkan bagi masyarakat Amungme yang berdomisili di kampung-kampung dataran tinggi Mimika.
Namun seiring berjalannya waktu, YPMAK menjalankan Program Kampung dataran tinggi di wilayah kota karena banyak masyarakat Amungme yang berasala dari dataran tinggi sudah berdomisili di wilayah kota Timika.
Dalam sosialisasi dan pembentukan Program Kampung, Johanna menjelaskan, tim Pokja terdiri dari 3 anggota yakni ketua, sekretaris, bendahara, ditambah 4 anggota koordinator wilayah.
“YPMAK tidak punya wewenang apapun dalam proses pemilihan (Pokja) ini, semua (proses pemilihan anggota) tergantung kepada bapak, ibu,” ungkapnya saat memberikan sambutan dalam pembentukan pokja baru di wilayah Irigasi dua hingga SP 1, Distrik Wania.
Ia melanjutkan, setiap Pokja akan menerima anggaran untuk melaksanakan programnya sebesar Rp300 juta. Kemudian selain pemilihan, program pun harus ditentukan oleh masyarakat melalui proses musyawarah.
“Kegiatan (program Pokja) harus transparan ke masyarakat, nilai (yang dikelola Pokja) senilai 300 juta dalam satu kali masa jabatan. Nilai pekerjaan 240 juta, sisanya 60 juta operasional,” tuturnya.
Dalam pemilihan di Irigasi tersebut, masyarakat sepakat memilih Pengurus Pokja Irigasi 2 – Sp 1 dengan ketua Michael Wantik, sekretaris Yulius Kwalik, dan bendahara Johnny Murib.
Perwakilan Masyarakat di Irigasi Frans Aim mengungkapkan, ia ingin agar program pokja didiskusikan bersama dengan masyarakat, agar program dapat menyentuh langsung kebutuhan masyarakat.
Sementara itu, Sekretaris Pokja Irigasi 2 – Sp 1 Yulius Kwalik menegaskan, program kerja nantinya akan ditentukan melalui musyawarah. (miskan)