TIMIKA – Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK) mengelar pertemuan dengan Tim Tujuh Suku di salahsatu hotel Timika, pada Rabu (17/4/2024). Pertemuan ini digelar terkait adanya isu demo dan evaluasi kepada YPMAK tentang pengelolaan dana 1%.
Isu ini telah viral dan sempat terjadi ketegangan, antara kedua belah pihak. Untuk mengetahui maksud dan tujuan Tim Tujuh Suku mengeluarkan isu demo dan evaluasi, Pengurus YPMAK mengundang untuk duduk bersama berdiskusi dan mendengarkan aspirasi maupun pikiran dan gagasan dari Tim Tujuh Suku.
Direktur YPMAK, Vebian magal mengatakan dalam sambutannya, bahwa tujuan mengundang tim tujuh suku adalah untuk mendengarkan aspirasi. “Kami mengundang bapak dan Ibu dalam pertemuan ini untuk mendengarkan aspirasi dari bapak dan ibu,”katanya.
Vebian Magal menambahkan ini merupakan inisiatif kami, seraya menambahkan permohonan maaf karena pimpinan dari PT Freeport Indonesia (PTFI) tidak dapat hadir, namun ada perwakilan PTFI yang duduk di pembina dan pengawas YPMAK yang hadir serta perwakilan Lemasa dan Lemasko yang merupakan anggota pembina YPMAK.
“Saya pikir ini hal cukup baik, bapak-ibu dari tim tujuh suku bisa menyampikan aspirasi yang beberapa minggu terakhir menjadi viral dimana-mana,”kata Vebian.
Vebian menambahkan, sebenarnya ini masalah kita bersama, tidak ada salahnya kita duduk bersama dan dan itu merupakan langkah-langkah masa depan hal-hal tertentu yang memang perlu diselesaikan secara dewasa kita duduk bersama dan itu untuk merupakan langkah-langkah masa depan kita bersama dan perusahaaan.
Sekretaris Tim Tujuh Suku, Antonius Kemong mengatakan bahwa kehadiran tim tujuh suku adalah memenuhi undangan YPMAK ,”Kami hari ini tidak diskusi, kami hanya menyerahkan dokumen aspirasi,”katanya
Usai penyerahan aspirasi, Sekretaris Tim Tujuh Suku, Antonius Kemong mengatakan bahwa masyarakat sepakat menunda aksi demo sambil menunggu proses negosiasi dengan Freeport dan YPMAK.
“Jika negosiasi gagal maka akan ada aksi demo besar. Kita mau rencana demo tanggal 18 April (hari ini-red) tidak jadi karena kami memilih melakukan jalur audens. Dan pihak YPMAK dan PT Freeport Indonesia merespon dengan memfasilitasi kita bertemu,” ungkap Sekretaris Tim Masyarakat 7 Suku, Antonius Kemong usai pertemuan.
Dijelaskan Antonius Kemong, bahwa apa yang menjadi aspirasi 7 suku untuk evaluasi terhadap YPMAK sudah diserahkan, dan pihak YPMAK selanjutnya akan mempelajari selama dua minggu. Setelah mereka pelajari selanjutnya akan memanggil kita lagi untuk menyampaikan jawaban dari tuntutan masyarakat.
Namun Antonius Kemong memastikan, bila negoisasi nantinya atau tuntutan masyarakat 7 suku yang sudah diserahkan tidak dikabulkan sesuai permintaan atau alasan yang tidak bisa diterima, maka aksi demo dengan jumlah massa yang besar tetap akan digelar.
“Kalau permintaan kami atau aspirasi tidak diterima, yah pasti masyarakat akan turun demo. Dan aksi demo tersebut sebenarnya sudah tidak bisa terbendung, namun karena aspirasi mau dipelajari sehingga demo kita pending dan masyarakat sudah siap turun. Kita berharap Freeport dan YPMAK bisa evaluasi dan lihat kembali tuntutan kita,”pungkasnya.
Pada pertemuan itu, sempat terjadi adu mulut dan ketegangan antar utusan masyarakat 7 Suku dengan pihak YPMAK, namun dapat diselesaikan
Dalam pertemuan tersebut selain dihadiri perwakilan masyarakat 7 suku, dihadiri oleh Pembina, Pengawas dan Pengurus YPMAK serta Perwakilan PT Freeport Indonesia yang diwakili oleh Departemen Social Lokal & Development. (miskan)