Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK) pengelola Dana Kemitraan PT Freeeport Indonesia berupaya terus melakukan pemberdayaan masyarakat Amungme dan Kamoro serta lima suku kekerabatan di Kabupaten Mimika di bidang Pendidikan, Kesehatan dan Ekonomi.
Salahsatu bentuk pemberdayaan yang dilakukan yaitu dengan meluncurkan Program Kampung.
Pada hari Senin dan Selasa, 23-24 Mei 2023, Tim Pengelola Program Kampung (TP2K) melakukan sosialisasi dan pembentukan Kelompok Kerja (Pokja) Program Kampung Dataran Tinggi di lima wilayah domisili masyarakat Suku Amungme di Kota Timika. Wilayah tersebut yaitu :
Dipimpin oleh Koordinator Program Kampung Dataran Tinggi, Johana Saidui, tim bergerak ke masing-masing wilayah layanan.
Pada saat sosialisasi di Mimika Gunung, Jayanti dan Kompleks Irigasi, Johana Saidui mengatakan Program Kampung yang akan dilaksanakan di wilayah perkotaan dilakukan karena banyak masyarakat Amungme dan Kamoro sudah menetap di wilayah kota.
“Awalnya Program Kampung hanya diperuntukan bagi masyarakat di kampung saja, Namun tidak semua masyarakat Amungme dan Kamoro tinggal di kampung dan sudah menetap di Timika, sehingga Pembina memutuskan bahwa masyarakat di Timika juga berhak memperoleh layanan dari Program Kampung ” Kata Johana yang juga Sekretaris YPMAK itu.
Johana juga menjelaskan, tujuan utama dari Program Kampung yaitu memberikan penghasilan tambahan bagi masyarakat di kampung dan meningkatkan ekonomi masyarakat di kampung.
“Selain itu juga bertujuan menumbuhkan budaya kerja pada masyarakat di kampung, dengan bekerja maka masyarakat mendapatkan penghasilan,” tambahnya seraya menambahkan bahwa Program Kampung akan berjalan sepanjang YPMAK masih ada.
Usai sosialisasi, dilakukan pemilihan Tim Pokja, dimana masyarakat mengusulkan dan memilih langsung yang menjadi Tim Pokja. Pada saat pemilihan, terdapat beberapa perselisihan dan perdebatan mengenai kandidat yang diusulkan.
Setelah melewati perdebatan yang panjang dan pada akhirnya masing-masing wilayah sasaran Program Kampung dapat memilih dan menetapkan Tim Kelompok Kerja.
Tim kelompok kerja yang terpilih yaitu :
Sementara untuk Jalan Tengah, SP 5 dan SP 6, tim kelompok kerja belum terpilih karena masyarakat belum menyetujui kandidat yang diusulkan oleh masyarakt itu sendiri dan akan dijadwalkan ulang oleh TP2K.
Dalam pelaksanaan Program Kampung, Tim Pokja menerima masukan dari masyarakat kegiatan apa saja yang akan dilakukan. Kemudian pokja akan mengajuka ke YPMAK dan selanjutanya dilakukan pencairan anggaran untuk pelaksanaan program. Besarnya anggaran yang diterima di wilaya perkotaan yaitu Rp. 300 Juta per tahun.
Usai kegiatan, Obaja Magal mengatakan mengucapan terima kasih kepada YPMAK dan PT Freeport yang mendengar aspirasi mereka untuk memperoleh layanan dari Program Kampung.
“Selama ini masyarakat berharap juga dapat layanan program Kampung seperti masyarakat kami yang di pegunungan. Kami sangat senang, meskipun dana yang diberikan kecil, namu kami berupaya melaksanakan program dengan baik dengan dana yang ada,” kata Obaja.
Obaja juga berharap agar di tahun mendatang YPMAK mapun Freeport Indonesia mempertimbangkan agar memberikan tambahan dana mengingat banyaknya masyarakat yang tinggal di wilayah irigasi.
Hal yang sama juga diungkapkan oleh Isak Jangkup usai kegiatan di Kampung Mimika Gunung.
Sekadar diketahui, sejak diluncurkan tahun 2021, Program Kampung difokuskan untuk masyarakat Suku Amungme di dataran tinggi (pengunungan) dan Kamoro yang berada di dataran rendah atau pesisir Mimika.
Namun pada tahun 2023, Program Kampung juga menyasar masyarakat Amungme dan Kamoro yang berdomisili di Kota Timika dan sekitarnya. Sebanyak 13 lokasi pelaksanaan Program Kampung di wilayah Timika yang merupakan tempat tinggal masyarakat Amungme dan Kamoro.
Tigabelas wilayah itu yaitu :
Untuk wilayah lain akan dilakukan sosialisai dan pembentukan pokja sesuai yang dijadwalkan. (miskan)