Klinik Bergerak merupakan bagian dari pelayanan Kampung Sehat YPMAK yang hadir untuk melengkapi upaya peningkatan kesehatan masyarakat khususnya Suku Amungme dan Kamoro di Kabupaten Mimika. Kegiatan ini rutin dilakukan di kampung-kampung di pesisir dan pedalaman Mimika.
Pada tanggal 13 – 22 Maret 2023, Tim Klinik Bergerak melakukan layanan kesehatan perdana di tahun 2023 yang dilakukan di tiga kampung yaitu Kampung Aindua, Umar Ararau di Distrik Mimika Barat Jauh dan Kampung Kapiraya, Distrik Mimika Barat Tengah, dengan populasi penduduk 1.286 orang.
Klinik Bergerak terintregasi dengan Program Kampung Sehat, dimana dalam pelaksanaannya diimplementasikan oleh Pelkesi Wilayah V Timika selaku mitra pelaksana program Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro pengelola Dana Kemitraan PT Freeport Indonesia.
Pada kegiatan kali ini, Klinik Bergerak melakukan pelayanan kesehatan berikut:
Mass Blood Survey (MBS) Malaria
Pemeriksaan darah Malaria secara massal ini dilakukan bersamaan dengan Balai Pengobatan Umum dan dilakukan juga skrining TBC dan Kusta. Semua pasien yang datang di edukasi untuk dilakukan pemeriksaan darah Malaria.
Pemeriksaan malaria dilakukan pada 448 warga dengan jumlah total positif malaria sebanyak 146 orang. Penderita malaria terbanyak didapatkan pada kampung Ararau sedangkan Plasmodium terbanyak adalah Plasmodium falsiparum yang terdeteksi pada 63 pasien.
Balai Pengobatan Umum
Pengobatan merupakan bagian dari pelayanan Klinik Bergerak YPMAK yang dilakukan di daerah intervensi guna memberikan pengobatan kepada masyarakat yang membutuhkan layanan Kesehatan. Pengobatan menjadi salah satu layanan penting yang dilakukan mengingat daerah intervensi merupakan daerah yang kurang mendapatkan layanan kesehatan karena kendala jarak dan akses layanan kesehatan yang masih minim.
Pengobatan di lakukan pada 340 pasien yang datang berobat di Klinik Bergerak dan jika didapatkan pasien rujukan maka akan berkoordinasi dengan Puskesmas setempat untuk dilakukan rujukan. Selain malaria, ISPA menjadi kasus kedua terbanyak dengan jumlah total 74 kasus.
Pemeriksaan Kehamilan/ANC dan USG Kehamilan
Sebanyak 10 ibu hamil melakukan pemeriksaan screening HIV dan pemeriksaan malaria. Dari pemeriksaan ini, ditemukan 1 ibu hamil positif malaria tanpa gejala yang kemudian dilakukan terapi dengan regimen malaria sesuai pedoman Kemenkes. Selain diberi obat malaria, tim juga berkoordinasi dengan tenaga kesehatan setempat agar dapat melakukan PMO (Pengawas Menelan Obat) bagi ibu hamil yang positif malaria.
Dalam kunjungan ini, tidak ditemukan ibu hamil yang mengalami kekurangan energi kronik (KEK). Pada kasus dimana ditemukan ibu hamil dengan KEK, dilakukan koordinasi untuk pemantauan lebih lanjut oleh tenaga kesehatan setempat dan ibu hamil diberikan tambahan makanan sesuai dengan program yang berlangsung di wilayah tersebut.
Sekedar diketahui, KEK adalah keadaan dimana ibu menderita kejadian kekurangan kalori dan protein (malnutrisi) yang mengakibatkan timbulnya gangguan kesehatan pada wanita usia subur (WUS) dan pada ibu hamil (bumil).
Seluruh ibu hamil diberi tablet tambah darah, edukasi mengenai risiko anemia dalam kehamilan, edukasi gizi dan pemberian vitamin lainnya.
Skrining TBC, Kusta dan Pemeriksaaan HIV/AIDS
Pada kunjungan ini juga dilakukan pemeriksaan skrining HIV, sifilis dan TBC untuk 21 orang. Dari pemeriksaan ini ditemukan satu pasien yang positif TBC, yang kemudian dirujuk ke Puskesmas untuk dilakukan terapi Obat Anti Tuberculosis (OAT).
Coaching Nakes
Coaching tenaga Kesehatan (nakes) dilakukan untuk menunjang pelayanan kesehatan yang dilakukan tenaga kesehatan setempat di wilayah intervensinya masing-masing. Diharapkan dengan dilakukannya hal ini meningkatkan pengetahuan dalam melakukan pelayanan kesehatan yang diperlukan. Pada kegiatan coaching, dr. Obed Naa sebagai Penanggungjawab Klinik Bergerak memberikan penyegaran ilmu tentang penyakit campak bagi 8 petugas Puskesmas Potowaiburu dan 9 petugas Puskesmas Tapormai. (miskan)