Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK) pengelola Dana Kemitraan PT Freeport Indonesia bekerjasama dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Mimika melakukan riset fasilitas kesehatan yang ada di Mimika.
Kerja bersama itu diharapkan dapat menjadi landasan untuk peningkatan derajat kesehatan warga Mimika dari waktu ke depan.
Pada Selasa (28/02/2023), bertempat di ballroom Grand Tembaga Hotel, Jalan Yos Sudarso, Kepala Divisi perencanaan Program Kesehatan YPMAK, Hengky Womsiwor, bersama konsultan dr Anrian Pratama Pah dan dr Nelson Chin, mempresentasikan Laporan Hasil Rapid Survey Akses dan Fasilitas Kesehatan di hadapan Kepala Dinas Kesehatan, Reynold Ubra, Sekretaris Dinas, Marsel Mameyao, beserta jajaran, para kepala Puskesmas dan jajaran.
Laporan itu merupakan output dari program kerja bersama antara Dinkes Mimika, YPMAK dan Poltekes Kemenkes Jayapura Timika.
Dalam sambutannya, Kadis Reynold Ubra mengatakan, ia menyambut baik hasil dari kegiatan di tahun 2021 itu, sehingga dokumen itu bisa memperlengkapi riset kesehatan dasar Mimika.
“Pemaparan hasil riset fasilitas kesehatan ini, saya pikir ini sangat baik sekali. Karena di tahun lalu kita belum memfinalkan laporan riset kesehatan dasar, untuk mengetahui apa saja faktor yang mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat Mimika,” ujarnya.
Perhitungan itu mencakup dari segi topografi di wilayah pegunungan, kota dan pesisir Mimika, serta dari karakteristik dilihat dari jenis suku, tingkat pendidikan dan pekerjaan warga yang disurvey.
“Hasil Risfaskes ini adalah laporan dinas kesehatan bersama mitra dinas kesehatan, yaitu YPMAK. Enumeratornya ditugaskan oleh dinas kesehatan, yang waktu itu kami tunjuk dari para mahasiswa Prodi dan Puskesmas,” sebutnya.
Lagi kata Kadis Ubra, pelayanan kesehatan di Mimika bisa berjalan baik jika 4 hal terpenuhi yaitu sumber daya tenaga kesehatan, alat-alat Kesehatan dengan standar minimal 65 persen Aspak, pembiayaan kesehatan dan ketersediaan obat-obatan.
Menurutnya, laporan itu menjadi bahan evaluasi bagi Dinkes dan YPMAK serta pemangku kepentingan kesehatan lainnya, untuk bersama-sama meningkatkan layanan kesehatan, lewat data yang terukur dan spesifik bagi daerah Mimika.
Ia mengucap apresiasinya kepada YPMAK dan Freeport yang telah berkolaborasi dalam program kesehatan Dinas Kesehatan Mimika, yang kali ini dengan tersedianya dokumen laporan yang diambil secara langsung ke daerah-daerah luar terpencil di Mimika.
“Risfaskes terakhir yang dibuat kementerian kesehatan dibuat 2018. Pemutakhiran data ini, kita bersyukur sekali difasilitasi oleh teman-teman di YPMAK dan PT. Freeport Indonesia, sehingga kita bisa melihat bagaimana standar pelayanan dasar bisa diberikan secara lengkap atau tidak, dan bisa mengetahui hal itu karena apa,” ungkapnya.
Sementara itu Kadiv Hengky Womsiwor dalam sambutannya mengatakan, Laporan Hasil Rapid Survey Akses dan Fasilitas Kesehatan itu bukan dilakukan secara sepihak oleh YPMAK melalui Divisi Kesehatan tapi difasilitasi oleh Dinas Kesehatan Mimika dan bekerja sama dengan Prodi Poltekes Kemenkes Jayapura Timika.
“Hasil rapid survey ini dilakukan sejak tahun 2021, sebagai dasar perencanaan untuk kami di divisi kesehatan YPMAK, untuk melakukan pelayanan kesehatan terutama program kesehatan masyarakat di beberapa wilayah. Kami fokus di tujuh distrik,” ujarnya.
Menurutnya, pemaparan hasil turun lapangan rembukan itu bukan bermaksud untuk menyudutkan beberapa puskesmas, tapi sebagai gambaran untuk peningkatan yang dapat dilakukan ke depan.
Tak lupa Hengky mengucapkan terima kasihnya kepada Dinas Kesehatan Mimika yang telah memfasilitasi kegiatan survey itu, sekaligus dengan berjalannya Program Kampung Sehat YPMAK di kampung-kampung sasaran.
“Saat ini kami mengucapkan terima kasih kepada Pak Kadis Kesehatan karena telah memfasilitasi dan tim Divisi Kesehatan YPMAK telah menyebarkan hampir 35 staf Program Kampung Sehat di wilayah kerja koordinasi dengan Puskesmas dan Pustu di Jita, Mimika Timur Jauh, Agimuga dan Mimika Tengah, dan di Mimika Barat kami ada di Kampung Aparuka sampai ke Potowayburu,” jelasnya.
Hengky menambahkan, dokumen pelaporan itu merupakan ‘potret’ milik bersama, sehingga baik Dinkes Mimika maupun YPMAK dan para pemangku kepentingan bidang kesehatan lainnya di Mimika dapat mengetahui support mana yang hendak dilakukan untuk meningkatkan derajat kesehatan warga Mimika.
“Harapan kami ada integrasi, kolaborasi dan sharing melalui program, maupun dari sisi anggaran untuk tahun ini maupun untuk beberapa tahun ke depan. Demi warga Mimika sehat,” tandasnya.
Presentasi Materi laporan Hasil Rapid Survey Akses Dan Fasilitas Kesehatan dipaparkan oleh dr Anrian Pratama Pah. Dengan diakhiri menarik kesimpulan bahwa akses dan fasilitas kesehatan di seluruh tempat yang dikunjungi, rata-rata belum memadai, jika mengacu pada standart Ketenagaan Puskesmas dan Permenkes 43 tahun 2029 dan rerata nasional Riset Fasilitas Kesehatan.
Terjadi Kekurangan SDM, meskipun terlihat semuanya ada, misalnya tenaga dokter gigi.
Segala kekurangan tersebut berdampak langsung pada kesehatan dan ekonomi masyarakat.
Ia memandang perlunya untuk meningkatkan program kemitraan pemerintah dan swasta sehingga permasalahan kesehatan di Mimika bisa diminimalisir dengan lebih optimal, lewat kerja bersama.
“Mimika tanah yang penuh berkat. Dengan partnership lebih erat lagi kita bisa bantu, meski pun tidak diselesaikan secara keseluruhan tapi bisa meminimalkan masalah ini, untuk konteks kesehatan masyarakat di Mimika,” (tora)