Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK) pengelola Dana Kemitraan PT Freeport Indonesia menyambut baik program ‘Tujuan Pembangunan Berkelanjutan’ (TPB) atau Sustainable Development Goals (SDGs), yang digaungkan Pemerintah Daerah Kabupaten Mimika, melibatkan para pelaku pembangunan non pemerintah. Forum ini merupakan yang pertama kalinya berdiri di tingkat Kabupaten/Kota se- Provinsi Papua.
Deputi Program dan Perencanaan YPMAK, Onny Wiranda, saat membawakan materinya mengatakan, prinsip program pembangunan yang berkelanjutan selama ini turut menjadi landasan YPMAK dalam menyusun dan mengeksekusi programnya di lapangan.
Seperti misalnya, Program Kampung Sehat YPMAK, di mana dahulunya berjalan dengan nama Program Mimika Sehat, sejak tahun 2008 silam. Program ini terus berlanjut dengan selalu dievaluasi, diperbaiki dan ditingkatkan kualitasnya.
“Semua program di YPMAK selalu dievaluasi, diperbaiki, ditingkatkan kualitasnya. Bahkan sebelum program dimulai YPMAK menggelar workshop melibatkan Dinkes, Pelkesi merencanakan program Kampung Sehat. Sekarang ada 13 kampung sasaran, mulai dari Ain Dua, Distrik Mimika Barat Jauh, sampai Sumapro Distrik Jita,” ujarnya saat membawakan materi dari pihak YPMAK di acara forum TPB yang diadakan di Horizon Hotel Diana, Jalan Cenderawasih, Kamis (15/09/2022).
Lagi katanya, selain menghadapi tantangan geografis, tantangan terberat lainnya adalah menghasilkan program yang terus meningkat sesuai kebutuhan warga sasaran program. Komitmen YPMAK menghadirkan program yang berkelanjutan sudah sejak lama, namun kali ini dengan terbentuknya Sekretariat TPB/SDGs di Kantor Bappeda Mimika, maka akan mempertajam kolaborasi antar pelaku pembangunan.
“Melalui platform bersama, kerangka kerja antara swasta dan pemerintah yang terdokumentasi, bisa ada kolaborasi. Apa yang sudah dikerjakan sekarang ini, nanti bisa diteruskan oleh siapa pun, sampai tercapainya tujuan pembangunan berkelanjutan maupun visi misi YPMAK,” sebut Onny Wiranda.
Sementara itu, Sekretaris Bappeda Mimika, Yosep Manggara, mengungkapkan pentingnya pencatatan atau pendokumentasian segala kegiatan pembangunan yang dilakukan oleh para pelaku pembangunan non pemerintah. Konstribusi sekecil apa pun sangat berharga dalam percepatan pencapaian program. Forum TPB/SDGs ini merupakan yang pertama dibangun di tingkat kabupaten di seluruh Provinsi Papua.
“Dengan sinergisitas program kegiatan, baik dari pemerintah, dunia usaha, dan organisasi non profit bisa bersinergi. Kita bisa tahu siapa kerja apa di mana, sehingga jauh lebih maksimal. Tepat pada sasaran dan meminimalisir program yang tumpang tindih,” ujarnya.
Pihaknya membuka Sekretariat TPB di Kantor Bappeda agar sewaktu-waktu para pelaku pembangunan non pemerintah bisa berkordinasi dengan lebih baik bersama pemerintah.
“Bapak Ibu bisa memasukkan pendokumentasian dan rencana kerja ke sana. Selain kontribusi dapat diketahui oleh khalayak umum, secara administrasi juga akan diketahui oleh pemerintah provinsi bahkan pusat, dan bisa ada apresiasi atas pekerjaan yang sudah dilakukan,” tuturnya.
Yosep berharap para pihak dapat mulai bekerja bersama, dalam satu tujuan bagi peningkatan derajat hidup warga Mimika di segala bidang. “Kami harapkan setiap organisasi profit dan non profi bisa memasukkan progam rencana kerja, kami akan analisa dan diakomodir dalam dokumen kita bersama. Kita berada pada tujuan yang sama, untuk mensejahterakan masyarakat. Mari kita sambil berlayar, kita buat perahu. Artinya kita belajar sama-sama,” tandasnya.
Acara Forum TPB/SDGs dibuka oleh Asisten Bidang Ekonomi dan Pembangunan, SETDA Mimika, Willem Naa, di mana pesertanya terdiri dari berbagai organisasi non pemerintah, yayasan, tokoh agama, perbankan dan lainnya. (tora)