Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK) pengelola dana kemitraan PT Freeport Indonesia, pada Jumat (24/6/2022) menggelar workshop pembahasan 16 aset non kritikal di Hotel Horison Diana Timika.
Workshop sendiri dihadiri langsung oleh Direktur YPMAK Vebian Magal, Wakil Direktur Grant Making Yohan Wambrauw, Sekretaris YPMAK Johana Saidui, Bendahara YPMAK, Ramlon Marbun dan kepala divisi program dan Monev.
Adapun 16 aset non kritikal tersebut, adalah sekolah dan asrama Salus Populi (SP3), asrama putri Kokonao (Kokonao), sapi dan kandang sapi (Agimuga), guess house dan 2 rumah eks Unipa (Agimuga), 2 unit rumah di Jayapura (Waena dan Dok V), ruko dan gudang grosir (Hasanuddin dan SP1), klinik terapung (pelabuhan YPMAK), eks asrama Jila (Jalan Bambu Kuning), asrama Salus Populi (Jalan Ahmad Yani), fasilitas pengembangan peternakan babi (Kilo 7), kantor 1 dan 2 (Jalan Ahmad Yani), kantor 3 dan 4 (Jalan Yos Sudarso), lahan kosong eks rumah sakit (Banti), 5 lahan kosong di perumahan YPMAK (irigasi), lahan kosong (SP5), eks pelabuhan (Hiripau), dan 2 unit kapal.
Wakil Direktur Grant Making YPMAK, Yohan Wambrauw mengatakan, YPMAK memiliki beberapa aset, baik yang kritikal maupun non kritikal. Dari aset-aset itu konsultan YPMAK terkait dengan aset-aset sudah melakukan pendataan. Khususnya aset-aset non kritikal milik YPMAK.
“Aset kritikal itu sendiri yang berkaitan dengan program. Dalam arti, kalau bicara tentang pendidikan maka tidak lepas dari gedung. Misalnya gedung Sekolah Asrama Taruna Papua (SATP),”.
“Sementara untuk non kritikal, YPMAK hanya membangun, tapi untuk lahannya dari masyarakat. Contohnya asrama,” katanya
Kata dia, dari pendataan aset-aset tersebut, maka dilanjutkan dengan melakukan workshop yang bertujuan untuk mendapatkan masukan dari semua pihak, baik kepala divisi, pengurus, dan pembina terhadap rencana pengelolaan aset-aset milik YPMAK.
Selanjutnya setelah ada hasil ataupun rekomendasi-rekomendasi, maka bagaimana rencana untuk mengatur dan mengelola aset-aset. Sehingga nantinya menghasilkan dokumen untuk membuat suatu manajemen pengelolaan aset.
“Melalui pendataan, maka akan didapat dokumen-dokumen, tujuan, dan manfaat yang ada kedepannya bisa diatur. Karenanya target pada workshop ini untuk menghasilkan rekomendasi-rekomendasi, yang nantinya apakah aset itu dihibahkan, diserahkan maupun lainnya,” ungkapnya. (*)
https://seputarpapua.com/view/ypmak-gelar-workshop-pembahasan-16-aset-non-kritikal.html