TIMIKA | Dalam rangka memahami rencana pengembangan strategis cara pengelolaan aset, Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK) pengelola dana kemitraan PT Freeport Indonesia menggelar Focus Group Discussion (Diskusi Kelompok Terarah).
Kegiatan yang dipusatkan di Hotel Horison Ultima Timika, Kamis (2/12/2021) dihadiri Lemasa, Lemasko, Perwakilan Pemerintah, OKIA, perwakilan non eksekutif YPMAK dari PTFI, Direksi/pengurus YPMAK, pengawas dan pembina YPMAK, serta kepala-kepala divisi dan tokoh masyarakat.
Tujuan dari FGD pengelolaan aset strategis YPMAK ini, yakni untuk dapat memahami rencana pengembangan strategis tata kelola aset YPMAK. Kemudian, menggali informasi penting dari para pemangku kepentingan terkait dengan aset strategis dan kritikal YPMAK.
Selanjutnya, untuk mengidentifikasi pertimbangan dan rekomendasi dari para pemangku kepentingan terkait dengan aset strategis dan kritikal tersebut.
Serta mengidentifikasi apa yang menjadi prioritas atau elemen kunci untuk pengelolaan aset strategis dan kritikal YPMAK.
Dari tujuan tersebut, maka ada aspek-aspek asesment (penilaian) aset strategis YPMAK, yakni jenis aset, lokasi, luas tanah/bangunan/ukuran, status legalitas aset, perijinan aset, nilai perolehan/pembangunan/pembelian aset, kondisi aset terkini (deskripsi dan foto aset), pemanfaatan aset terkini, biaya pemeliharaan/perawatan/pemanfaatan aset per tahun, pendapatan aset per tahun, dan hubungan sosial/dampak dan resiko sosial aset terhadap masyarakat sekitarnya.
Pada FGD pengelolaan aset ini, YPMAK difasilitasi oleh Konsultan Safaro Group.
Direktur YPMAK, Vebian Magal mengatakan, FGD ini untuk melakukan identifikasi terhadap aset-aset yang dimiliki oleh YPMAK, dengan tujuan untuk dilakukan penata kelolaan kembali. Apalagi saat berbentuk lembaga, membangun banyak aset yang tujuannya untuk bisa dimanfaatkan bagi masyarakat.
Namun demikian, ada beberapa aset yang tidak terkelola dengan baik, sehingga perlu ada tata kelola kembali terhadap aset-aset yang ada.
Dalam pengelolaan kembali aset-aset yang ada, YPMAK tidak bekerja sendiri, tetapi menggandeng konsultan yang telah melakukan identifikasi terhadap aset-aset yang ada.
“Ada tujuh aset besar yang sudah diidentifikasi oleh konsultan. Seperti Sekolah Asrama Taruna Papua, RSMM, pelabuhan, pabrik sagu, Asrama Tsinga, dan Asrama Semarang,” katanya.
Setelah dilakukan identifikasi, maka semua pihak melihat kembali dengan melihat faktor-faktor yang ada, mulai dari strengths (kekuatan), weaknesses (kelemahan), opportunities (peluang) dan threats (ancaman).
Lanjutnya, dengan demikian FGD ini untuk melihat peluang dan keuntungan bagi yayasan dan strateginya bagaimana.
Apalagi sekarang sudah menjadi yayasan, maka harus dilakukan identifikasi terhadap semua aset-aset yang dimiliki. Dalam arti sudah memenuhi syarat dan apakah bisa menghasilkan keuntungan bagi yayasan atau tidak.
“Hasil dari FGD ini, akan ada rekomendasi yang dihasilkan untuk langkah pengelolaan aset-aset kedepannya”, kata Vebian.
Berikut beberapa aset yang dimiliki oleh YPMAK:
1. Sekolah Asrama Taruna Papua, yang berada di Jalan Lahanat Usaha 1, Kampung Mawakauw, Distrik Wania. Fasilitas ini digunakan sebagai pusat pendidikan/sekolah jenjang SD dan SMP. Dimana didalamnya terdapat asrama bagi para siswa, perumahan guru dan karyawan, dan fasilitas olahraga.
2. Rumah Sakit Mitra Masyarakat (RSMM), yang berada di Jalan Charitas, Kampung Minabua, Distrik Mimika Baru.
Aset ini merupakan fasilitas yang digunakan untuk pelayanan kesehatan, khususnya dua suku besar dan lima suku kekerabatan lainnya. Namun tidak menutup kemungkinan bagi masyarakat lainnya yang tinggal di Mimika
3. Terminal khusus YPMAK, Pelabuhan Poumako yang berada di Kampung Poumako, Distrik Mimika Timur. Dimana, aset ini digunakan sebagai fasilitas untuk menunjang kegiatan program yang dilakukan oleh yayasan, seperti program dan kegiatan untuk masyarakat pesisir.
4. Asrama Putri Amor di Semarang, Jawa Tengah. Fasilitas ini dijadikan sebagai asrama siswa Amor yang melakukan pendidikan di Kota Semarang. Dimana, asrama putri ditempati oleh 20 orang dan asrama putra sebanyak 30 orang.
5. Pusat Pendidikan Terpadu Alkinemok Kamoree (MPCC) yang berada di Jalan Agape.
Fasilitas ini digunakan sebagai tempat pelatihan dan pengembangan sumber daya manusia yang dimiliki yayasan dan juga pengembangan softskill masyarakat binaan.
6. Pabrik Sagu di Kekwa. Sampai saat ini di fasilitas tersebut tidak ada aktifitas produksi
7. Asrama Tsinga. Sebagai tempat tinggal atau asrama bagi anak-anak yang bersekolah di Kampung Tsinga. (*)
Artikel ini telah tayang di seputarpapua.com – LINK SUMBER : https://seputarpapua.com/view/kembangkan-strategi-tata-kelola-aset-ypmak-menggelar-fgd.html