LEMBAGA Pengembangan Masyarakat Amungme dan Kamoro (LPMAK) melalui Biro Pendidikan, bekerja sama dengan tiga mitra pendidikan di Sulawesi Utara, dalam menjalankan program beasiswa untuk anak-anak asli tujuh suku kekerabatan di Kabupaten Mimika.
Kepala Biro Pendidikan LPMAK, Fransiskus Wanmang di Tomohon mengatakan, dua mitra menangani Perguruan Tinggi sementara satu mitra yang lain menangani pendidikan di tingkat SMP dan SMA, bagi peserta beasiswa tujuh suku kekerabatan di Timika, Kabupaten Mimika, Papua.
“Untuk perguruan tinggi yaitu Universitas Sam Ratulangi dan Universitas Katolik De La Salle Manado, sedangkan untuk SMP dan SMA ditangani oleh Yayasan Lokon di Kota Tomohon,”kata Fransiskus.
Selanjutnya para mitra bekerja sama mengurus para peserta beasiswa, baik bidang akademik maupun pembinaan kepribadian bagi peserta yang tinggal di asrama seperti di SMP dan SMA Lokon di Tomohon.
Fransiskus mengatakan, LPMAK beberapa tahun belakangan menjalin kerja sama dengan sejumlah mitra lain di tingkat perguruan tinggi di Sulawesi Utara, hanya saja pada 2017 LPMAK melakukan efesiensi anggaran, sehingga terpaksa menghentikan kerja sama dengan sejumlah mitra pendidikan, akibat situasi PT Freeport yang pada waktu itu belum mendapat kejelasan, tentang perpanjangan kontrak karya, serta izin ekspor konsentrat ke luar Negeri dari Pemerintah Pusat.
Secara umum, program beasiswa LPMAK terbagi menjadi program beasiswa umum dan khusus. Beasiswa yang diberikan LPMAK adalah beasiswa penuh. Yang membedakan umum dan khusus yaitu, untuk beasiswa khusus uang yang diberikan seluruhnya melalui mitra. Sedangkan beasiswa umum, uang yang diberikan untuk biaya semester dan uang saku dikirim langsung ke rekening peserta beasiswa.
“Peserta beasiswa khusus di Universitas Sam Ratulangi, LPMAK memberikan kepada sebanyak 32 anak, di Univeristas De La Salle Manado sebanyak 40-an peserta,” ujar Fransiskus.
Sementara itu, di SMP dan SMA Lokon, Tomohon, peserta beasiswa LPMAK sebanyak 200-an peserta putra dan putri. Para pelajar SMP dan SMA ini tinggal di asrama milik Yayasan Lokon yang berada satu kompleks dengan persekolahan. (jimmy rahadat/etty wellerubun)