Sebagai upaya meningkatkan profesionalisme guru dan pembina di Sekolah Asrama Taruna Papua di Timika, Lembaga Pengembangan Masyarakat Amungme dan Kamoro (LPMAK) menggelar workshop pendidikan bagi guru dan pembina asarama.
“Upaya peningkatan profesionalismetersebut digelar dalm bentuk workshop secara terpisah bagi para gura dan pembina asrama dengan menghadirkan narasumber yang kompeten di Timika,” kata Johana Trunay, penanggungjawab lokakarya yang juga Kepala SD dan SMP Taruna Papua.
Sekolah Arsama Taruna Papua (SATP) milik LPMAK melaksanakan kegiatan belajar mengajar dengan para siswa yang tinggal di asrama.
Johana mengatakan lokakarya tersebut berlangsung pada 9-13 juli dengan nara sumber untuk para guru dari yayasan pendidikan Lokon, Manado, yaitu Andreas Ndityomas dan Agustinus Pantoan. Sedangkan untuk para pembina asrama, nara sumber dari Yayasan Binterbusih Semarang yaitu Paulus Sudiyo dan Dolfinus Kamesran.
“Selain dari Lokon dan Semarang, ada pembicara dari Timika, yaitu Sr. M. Andrianti PRR dan Paul Weti yang akan membagikan pengalaman mereka terkait dengan pendidikan ank-anak Amungme dan Kamoro di Mimika,” katanya.
Johana mengatakan, lokakarya untuk meningkatkan profesianalisme guru dan pembina asrama itu sebagai yang pertama kali digelar LPMAK. Ia berharap kegiatan tersebut menjadi agenda rutin setiap tahun guna meningkatkan kualitas dan mutu pendidik.
“Yang akhirnya dapat diaplikasikan kepada anak-anak didik di sekolah maupun dalam pendampingan anak di asrama,” ujarnya.
Pada kesempatan itu, Sekretaris Eksekutif LPMAK, Abraham Timang mengharapkan para guru dan pembina di Sekolah Asrama Taruna Papua dapat membentuk ana-anak yang mayoritas berasal dari Suku Kamoro dan Amungme itu menjadi berkarakter kuat untuk masa depan mereka. (ant/miskan)