PERMINTAAN peserta program beasiswa LPMAK agar lembaga pengelola Dana Kemitraan PT Freeport Indonesia (PTFI) ini menyediakan lapangan pekerjaan bagi peserta beasiswa yang telah menyelesaikan pendidikannya, ditolak oleh Kepala Biro Pendidikan LPMAK, Titus Kemong.
Menurut Titus Kemong, LPMAK hanya membiayai pendidikan melalui progam beasiswa. Ketika selesai kuliah, urusan pekerjaan menjadi tanggungjawab masing-masing. Kalaupun ada yang memasukan laparan untuk bekerja sebagai pegawai LPMAK, syaratnya harus melalui prosedur dan mengikuti tes lisan maupun tertulis.
“Saya tegaskan, masalah pekerjaan itu urusan masing-masing. Kalian sudah kuliah sesuai latarbelakang pendidikan sehingga itu menjadi jaminan untuk mencari pekerjaan,” tegas Titus Kemong menjawab permintaan peserta beasiswa saat bertatap muka dengan Badan Pengurus dan Badan Musyawarah LPMAK belum lama ini.
Mengenai permintaan lapangan pekerjaan itu, anggota Badan Musyawarah LPMAK perwakilan PTFI, Claus Wamafma yang ikut dalam pertemuan tersebut memberikan ‘angin’ kepada peserta beasiswa yang mengambil jurusan pertambangan.
“Silakan yang nantinya lulus dari jurusan pertambangan, kirim nilainya ke saya dan kami akan ikutkan dalam proses seleksi bekerja di perusahaan. Perusahaan untuk mencari lulusan pertambangan jujur saja setengah mati dan saya berharap anak-anak kita dari peserta beasiswa LPMAK bisa memperlihatkan kemampuan khususnya dari jurusan pertambangan. Kalaupun ada beberapa dari jurusan acounting juga, boleh memasukan nilai-nilainya untuk diseleksi,” kata Claus Wamafma.
Pada pertemuan itu Claus menjelaskan, salahsatu misi dari LPMAK adalah memajukan masyarakat lewat program pendidikan, kesehatan dan ekonomi. Salahsatu dari turunan misi itu adalah program pendidikan kemudian diterjemahkan tidak hanya dalam bentuk pembangunan fisik buat masyarakat Kamoro dan Amungme tapi juga buat masyarakat lima suku kekerabatan di Kabupaten Mimika. Program pendidikan ini tidak hanya berbentuk fisik tapi melalui LPMAK telah menghadirkan program bantuan beasiswa. “Peserta beasiswa yang ada terdaftar sebagai peserta beasiswa adalah orang-orang terpilih, orang-orang pilihan karena bisa masuk di kampus-kampus yang hebat baik di Papua maupun di kota studi lainnya di luar Papua. Saya tidak membayangkan apa yang selama ini menjadi pergumulan di LPMAK sebentar lagi menjadi kenyataan yang luar biasa. Beberapa bahkan banyak dari anak-anak beasiswa ini sudah memasuki semester tujuh, semester sembilan dan bahkan skripsi. Ini luar biasa,” ujarnya.
Hebatnya lagi ada jurusan pertambangan, informatika, bahasa Inggris, ekonomi, acounting, pertanian, peternakan. Ini luar biasa.
“Doa bukan saja dari LPMAK tapi dari orang tua adalah berharap anak-anak cepat selesai dan kembali bekerja membangun daerah. Cepat selesai supaya tanah Papua ini diisi dengan pembangunan, diisi dengan orang-orang terbaik yang dihasilkan dari Universitas Negeri Papua, Universitas Cenderawasih, Universitas Negeri Musamus dan universitas lainnya di Indonesia,” pesannya.
Menurutnya, selesai dari bangku kuliah dengan berbagai latar pendidikan itu awal dari pembuktian, sedangkan yang akan menilai hasilnya adalah masyarakat, apakah ilmu yang diperoleh di kampus bisa menjadi berkat bagi masyarakat, bisa menjawab kebutuhan masyarakat. Jadi renungkan baik-baik sebab perguruan tinggi itu tidak hanya ilmu yang kita pelajari, perguruan tinggi sebenarnya tempat dimana belajar untuk bagaimana hidup di masyarakat.
“Jadi tidak pandai secara keilmuan tapi juga pandai untuk hidup di masyarakat, hidup bersosial. Karakter seperti ini yang harus dibawa ke masyarakat dengan tantangan yang berbeda,” kata Claus Wamafma.
Sementara Sekretaris Eksekutif LPMAK, Abraham Timang memberikan gambaran umum tentang kondisi LPMAK berkaitan dengan keuangan PT Freeport Indonesia akibat belum adanya kejelasan status kontrak karya yang sangat berpengaruh pada program yang berjalan di LPMAK. Salahsatunya adalah program pendidikan terkait penerimaan calon peserta beasiswa pada tahun 2016.
Sehubungan hal tersebut, para peserta program beasiswa diharapkan menggunakan kesempatan dengan sebaik-baiknya. Apabila ada yang tidak serius dan bermain-main sehingga nilainya merosot atau melakukan pelanggaran, LPMAK akan memulangkan dan kembalikan kepada orang tua. Entahlah nanti orang tua mau membiayai sendiri, itu silahkan saja.
Peserta program beasiswa juga dilarang keras terlibat dalam kegiatan politik. “Tugas kalian adalah belajar agar cepat selesai dan kembali membangun daerah. Silakan mau terjun ke dunia politik, nanti setelah lulus dan telah bekerja, itu boleh saja. Jangan mengikuti organisasi atau kelompok yang tidak jelas tujuannya dan pada akhirnya kalian yang menjadi korban,” tegas Abraham.
Anggota BP LPMAK perwakilan lembaga adat Suku Kamoro, Gery Okoare yang ikut dalam pertemuan itu menyampaikan, hasil dari monitoring ini akan dijadikan bahan evaluasi oleh Badan Pengurus dan Badan Musyawarah.
“Kalau selama ini kami mendengar dan menerima berbagai laporan hanya secara lisan dan tertulis, saat ini kami datang langsung untuk melihat dan mendengar sendiri, seperti kenyataan yang ada,” katanya. (thobias maturbongs)