SEJAK bergulirnya Dana Kemi-traan PT Freeport Indonesia (PTFI) yang pengelolaannya mela-lui Lembaga Pengembangan Ma-syarakat Amungme dan Kamoro (LPMAK), salahsatu dari tiga program utama yaitu program pen-didikan, secara terus menerus digalakkan.
LPMAK melalui Biro Pen-didikan menggelontorkan da–na yang sangat besar guna mengirim anak-anak Suku Kamoro dan Amungme serta lima suku kekerabatan di Timika untuk mengikuti program beasiswa. Setiap tahunnya, mengirim peserta program beasiswa ke berbagai kota studi dimana LPMAK melalui biro pendidikan bekerjasama dengan sejumlah lembaga pendidikan profesional untuk membina peserta beasiswa secara maksimal dari sisi akademik maupun pembinaan non-akademik.
Mengirim anak-anak peserta beasiswa tidak serta merta membuat LPMAK ‘lepas tangan’ dan memberikan tanggungjawab kepada para mitra pendidikan di masing-masing kota studi untuk mengurusi para peserta beasiswa.
LPMAK melalui biro pendidikan secara rutin melakukan monitoring dan Evaluasi terhadap keberadaan peserta beasiswa di kota – kota studi. Tak saja biro pendidikan, dalam konteks monitoring dan Evaluasi ini, Badan Pengurus (BP) dan Badan Musyawarah (BM) LPMAK juga ikut melakuan monitoring secara berkala.
Hal itu sebagaimana dilakukan BP dan BM LPMAK melalui kegiatan monitoringnya yang difasilitasi oleh Biro Pendidikan LPMAK pada November 2016. Berbagai kota studi di Papua, Papua Barat dan kota-kota studi di Pulau Jawa.
Wakil Sekretaris Eksekutif LPMAK yang membidangi Program Pendidikan dan Kesehatan, Vebian Magal mengatakan, monitoring BP dan BM LPMAK ke berbagai kota studi merupakan kunjungan yang sudah terjadwal rutin setiap tahun.
“Kedatangan bapak dan ibu dari badan pengurus dan badan musyawarah ini, guna bertemu adik-adik sekalian. Ini pertemuan antara orang tua dan anak, jadi silakan saja adik-adik menyampaikan atau menceritakan apa yang dialami kalian selama berada di kota studi,” kata Vebian Magal kepada para peserta program beasiswa di masing-masing kota studi, mengawali pertemuan tersebut.
Wakil Ketua BP LPMAK, Pdt Daniel Kaigere pada pertemuan bersama peserta program beasiswa di masing-masing kota studi menyampaikan, monitoring BP dan BM LPMAK yang difasilitasi Biro Pendidikan melalui Wakil Sekretaris Eksekutif bidang pendidik-an dan kesehatan serta kepala biro pendidikan dan stafnya bertujuan melihat dari dekat anak-anak penerima beasiswa sekaligus mendengar perkembangan anak-anak selama studi dan menerima berbagai masukan dari anak-anak di masing-masing kota studi.
Ikut bersama BP dan BM ke kota-kota studi SE LPMAK. Abraham Timang, Wase bidang pendukung, Kristianus Ukago dan Wase bidang aset dan investasi, Ihfa Karupukaro serta Tim Sekretariat Eksekutif LPMAK lainnya.
Anggota BM LPMAK, Fery Karet yang juga Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat di Uncen Jayapura bersama Dr Vince Tebay, Dosen FISIP Uncen pada pertemuan bersama peserta beasiswa mengatakan, anak-anak peserta beasiswa merupakan orang yang terpilih dari sekian banyak anak yang sangat membutuhkan biaya pendidikan pada berbagai macam bidang studi.
“Tentu sangat diharapkan dari orang tua dan anak-anak sendiri, ibarat orang pergi berburu, kembali mesti bawah hasil atau pergi melaut, pulang membawa hasil,” kata Fery Karet.
Kalian kata Fery Karet, hari ini menjadi mahasiswa, besok menjadi pemimpin dan hal ini bukan mustahil bagi Tuhan. Keberhasilan bukan hanya milik orang kaya tetapi milik siapa saja yang mau serius, mau belajar dan mau sungguh-sungguh.
Dia mengingatkan peserta beasiswa agar bisa menyelesaikan kuliahnya sesuai target waktu sehingga peluang berikutnya bisa dimanfaatkan oleh anak-anak Kamoro dan Amungme serta lima kekerabatan suku lainnya yang juga membutuhkan biaya pendidikan. Kuncinya menurut Fery. adalah disiplin apalagi kondisi pendidikan saat ini lebih dikenal dengan sebutan sistim pendidikan kredit semester.
Sedangkan anggota BM lainnya, Vince Tebay mengatakan, anak-anak datang ke kota-kota studi harus berjuang diantara orang lain. Harus memperlihatkan kemampuan bahwa kalian juga bisa bersaing. Perlu disiplin diri, kerapihan diri dan beretika dalam komunikasi. Harus bisa menjadi mahasiswa yang beda dari mahasiswa yang lain.
Dia mengatakan, kalau belajar baik biasanya para dosen sudah melirik siapa mahasiswanya yang bisa dipersiapkan un-tuk menjadi asisten dosen. Vince berharap ada anak-anak dari tujuh suku peneri-ma beasiswa yang ke-mu-dian bisa menjadi asisten do-sen atau dosen di perguruan tinggi.
Vince memotivasi peserta bea–siswa agar terus belajar biar bi-sa kaya ilmu. “Lebih baik kaya ilmu dan punya nama dari pada kaya harta tapi otaknya kosong,” ujarnya.
Vince juga berpesan harus tunjukkan kualitas diri sebagai mahasiswa penerima beasiswa LPMAK. Katanya, tambang, suatu ketika akan habis dan tidak ada kesempatan lagi. Sebab itu, gunakanlah kesem-patan ini baik-baik pasti bakal sukses apalagi di era saat ini merupakan era teknologi. Mahasiswa tidak boleh keluar hanya dengan ijasah tapi harus ada ijasah plus, artinya keluar dengan memahami teknologi, dunia IT itu penting sekali. Selain itu harus menguasai Bahasa Inggris supaya laku di pasaran.
Dia juga berpesan agar peserta beasiswa jangan mempermalukan LPMAK yang sudah keluarkan dana begitu besar untuk membia-yai program beasiswa.
“Ini berkat anugrah Tuhan, banyak mahasiswa yang tidak bisa kuliah karena tidak punya uang. Kalau ada uang, gunakan baik, atur diri baik. Anak-anak yang baru lulus jangan cepat-cepat cari kerja, jangan semuanya mencari kerja ke Freeport. Kalian belajar Bahasa Inggris melalui kursus, menguasai dunia IT sampai mahir barulah mencari kerja, misalnya ke Pertamina. Berdasarkan data, banyak anak-anak yang masuk jurusan pemerintahan, padahal di Uncen ada kedokteran, eksakta, silakan masuk pada jurusan tersebut,” ajak Vince memotivasi.
Sementara itu Wakil Ketua BP, Pdt Daniel Kaigere mengingatkan, yang antri untuk mendapatkan beasiswa LPMAK sangat ba—nyak, bu-kan saja anak-anak Ka-moro dan Amungme atau lima su-ku sa-ja tapi juga Papua lain bahkan non Papua. Biro Pendidikan be-kerja keras menyeleksi da-ri sekian banyak permohonan itu.
“Kalian yang menerima beasiswa ini merupakan anak-anak yang berbahagia, sebab itu gunakan kesempatan baik-baik sebab masih ada orang lain yang antri,” pesan Pdt Daniel.
Sedangkan Wase Aset, Ihfa Karupukaro menegaskan, tidak selamanya Freeport ada sehingga manfaatkan peluang yang ada demi mencapai cita-cita. Dia mengatakan, sebelum menjadi peserta beasiswa, ada komitmen antara peserta beasiswa dengan LPMAK yang sudah ditandatangani.” Ingat itu baik-baik dan tetap semangat belajar,” pesan Ihfa. (thobias maturbongs)